mengikut yang setia

sakit hati


Hampir setiap orang tentu pernah mengalami sakit hati dalam hidupnya.
Baik dalam keluarga, bersahabat, mahupun bermasyarakat.
Sebagaimana sifat sedih dan gembira, rasa  ini adalah suatu kewajaran dalam hidup manusia.
Apatah lagi,  manusia adalah mahluk yang bersosial, yang dalam setiap interaksinya tidak lepas dari kekhilafan.
Sebab-sebab datangnya perasaan ini pun bermacam-macam.
Dari masalah yang simple hingga masalah besar, dapat menjadi penyebabnya.
Misalnya bermula dari perbezaan pendapat, adanya konflik atau ketidakserasian, sehingga iri hati dan dengki.
Bila perasaan ini dibiarkan terlalu lama membengkak dalam hati, maka akan tidak sihatlah hati itu.
Pemiliknya pun akan stress dan jauh dari keceriaan.
Lebih parah lagi, perkara ini dapat menjauhkan manusia dari RabbNya.
Na’udzubillaahi mindzaalik.
Bagaimana menangani rasa sakit hati, agar tidak menjemput dosa dan azabNya kembali kepada kita sendiri?

Jangan bertanya bagaimana rasanya sakit hati. Jangan pula bertanya siapa yang membuat hati terasa pedih, perih, dan nyeri. Sulit diungkapkan, tapi sangat jelas menyayat dada bahagian dalam.
Sakit hati adalah sakit dari segala sakit. Mungkin anda pernah mengalaminya. Sakit hati tidak selalu disebabkan oleh putus cinta, tetapi bisa juga disebabkan oleh perbedaan pendapat atau pertentangan dengan teman atau anggota keluarga. Namun, sakit hati hampir sama rasanya dengan putus cinta, demikian juga dampaknya.
Siapa pun anda, pasti ingin dicintai, mencintai, dipercayai dan mempercayai orang lain. Tetapi, ketika sakit hati tiba, sulit bagi anda untuk kembali memaafkan dan mempercayai orang yang melakukannya. Bahkan anda mungkin merasa sulit untuk membuka hati dan perasaan kepada orang lain yang tidak tahu apa-apa.
Ini adalah dilema yang harus dihadapi. Terserah anda, memilih untuk berjalan sendiri atau melanjutkan hubungan setelah apa yang terjadi. Satu hal yang pasti, hidup akan terus berjalan dengan atau tanpa sakit hati.
Berdasarkan pengalaman beberapa sumber dapat disimpulkan bahwa belajar untuk membuka kembali hati, perasaan cinta dan rasa percaya kepada orang-orang yang pernah menyakiti anda, merupakan hal yang penting. Kenapa? Karena cepat atau lambat, setiap orang akan menyakiti dan disakiti hatinya.
Oleh sebab itu, akan lebih baik apabila anda menyadari bahwa tidak ada satu orang pun di dunia ini yang luput dari sakit hati, termasuk anda. Tanpa bermaksud mengurangi rasa percaya kepada orang-orang yang anda cintai, ada baiknya anda menyadari bahwa siapa pun dia, teman biasa, sahabat, pacar atau keluarga dan sebaik apa pun dia, suatu saat nanti akan menjadi orang yang menyakiti anda – walaupun mungkin tidak disengaja.
Oleh sebab itu, ada baiknya apabila anda menganggap bahwa mereka tidak serius dengan ucapannya. Anda bisa menganggapnya angin lalu atau bisa mengatakan kepada diri bahwa perbuatan mereka sebenarnya tidak ditujukan kepada anda. Cuek saja, jangan dimasukkan ke hati.
Belajar untuk bertanggung jawab dan menghargai orang lain juga sangat penting. Coba bertanya pada diri, apa yang tidak diinginkan dalam hubungan anda, apa yang bisa membuat anda sakit hati, dan apa yang anda ingin orang lain lakukan. Buatlah daftarnya dan coba utarakan hal itu kepada orang-orang di sekitar anda. Apabila anda sakit hati lagi, tidak hanya mengingat cara mengatasi sakit hati terdahulu, tetapi mencoba keluar dari masalah dan melupakannya dengan cepat. Hal ini akan sangat membantu. Apabila perlu, hang-out bersama teman-teman dan alihkan perhatian kepada pekerjaan atau olah raga.
Anda juga perlu mengetahui bahwa kata kunci untuk menyelamatkan diri dari sakit hati adalah bukan percaya kepada orang lain tetapi percaya kepada diri sendiri dan perasaan anda. Ingatlah bahwa tidak ada jaminan orang lain tidak akan menyakiti perasaan anda. Berusahalah menjadi orang baik, sopan, bijak, peduli kepada orang lain dan dapat dipercaya.
Untuk menjadi itu semua, tentu saja anda harus dapat mempercayai diri sendiri agar anda merasa bebas berbuat dan menentukan hubungan. Berkomunikasi secara efektif dan lugas sangat penting. Ungkapkan perasaan anda, apa yang disukai dan apa yang dibenci. Hal itu sangat membantu orang lain mengerti anda dan berusaha untuk tidak melakukan tindakan yang mungkin bisa menyakiti hati anda.
Belajar mempercayai opini sendiri mengenai diri, tindakan dan perbuatan anda adalah lebih penting dari mempercayai opini orang lain. Bisa jadi anda justru bertambah sakit hati dengan opini mereka. Belajarlah untuk percaya dan hargai diri anda sendiri.
Hal paling utama yang harus anda lakukan adalah belajar memaafkan kesalahan orang lain karena memaafkan adalah hal paling baik dalam sebuah hubungan. Dan teruslah selalu berpikir positif terhadap suatu kritik/tindakan orang lain yang mungkin bisa menyebabkan anda sakit hati, karena pikiran positif akan membuat sakit hati menjadi normal kembali.



Antara petua – petua yang diajarkan oleh Rasulullah untuk dijadikan penawar sakit hati adalah :

1. Muhasabah Diri
Sebelum kita menyalahkan orang lain, seharusnyalah kita melihat diri kita sendiri.
Mungkin kita sakit hati oleh kata – kata saudara kita, padahal dia tak bermaksud menyakiti.
Cuba bertanya pada diri sendiri, mengapa saudara kita  bersikap demikian.
Jangan-jangan kita sendiri yang telah membuat kesalahan.
.
2. Menjauhkan Diri dari Sifat Iri Hati Dan Dengki
Iri hati dan dengki adalah beberapa ruang  yang menjadi pintu bagi syaitan untuk memasuki hati manusia.
Angan – angan yang berlebihan, dapat membuat seseorang buta dan tuli.
Bila tidak dilandaskan iman, seorang yang berangan – angan cenderung akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang dicitanya.
Demikian sifat iri hati dan dengki. Sifat ini berasal dari kecintaan terhadap hal-hal yang bersifat material, kehormatan, dan pujian. Manusia tidak akan tenang bila dalam hatinya ada sifat ini.
Manusia juga tak akan pernah berasa bersyukur, kerana selalu merasa kurang.
Dia selalu memandang ke atas, dan seolah tidak rela melihat orang lain memiliki kelebihan melebihi dirinya.
Maka hapuskanlah terlebih dahulu sikap cintai dunia, sehingga dengki pun pupus.
Rasulullah bersabda,
“Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang. Iaitu orang yang diberi harta oleh Allah, kemudian membelanjakannya di jalan yang benar. Dan orang yang diberi hikmah oleh Allah, kemudian memutuskan persoalan dengannya dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

3. Menjauhkan Diri dari Sifat Amarah dan Keras Hati.
Bila marah telah timbul dalam hati manusia, kadangkala manusia bertindak tanpa pertimbangan akal.
Jika akal sudah lemah, tinggallah hawa nafsu.
Dan syaitan pun leluasa melancarkan serangannya, lalu mempermainkan diri manusia.
Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyebutkan bahawa Iblis pernah berkata, “Jika manusia keras hati, maka kami akan membaliknya sebagai anak kecil yang membalik bola.”

4. Memupuk Sifat Pemaaf.
“Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.”
Demikian firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf : 199.
Allah sang Khaliq, Maha Pemaaf terhadap hambaNya.
Tak kira sebesar gunung atau sedalam lautan kesalahan seorang hamba, jika dia bertaubat dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan membukakan pintu maaf selebar-lebarnya.
Kita sebagai manusia yang lemah, tidak sepatutnya berlaku sombong, dengan tidak mahu memaafkan kesalahan orang lain, sebelum dia meminta maaf.
Insya Allah, dengan begitu, hati akan lebih terasa lapang.
Rasulullah bersabda,
“Bertakwalah kepada Allah di mana engkau berada, tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan, nescaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut, dan bergaulah dengan manusia lain dengan akhlak yang baik.” (HR. Hakim dan At-Tirmidzi).

5. Husnuzon (Berprasangka Baik).
Allah berfirman:
“Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebahagian kalian mengejek sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujurat : 12).
Adakalanya seorang muslim berburuk sangka terhadap seorang muslim lainnya sehingga dia memperkecilkan saudaranya.
Dia mengatakan macam-macam tentang saudaranya, dan menilai dirinya lebih baik.
Tentu, hal ini  yang tidak benar
Akan tetapi, hendaknya setiap muslim harus mengawasi diri terhadap titik-titik  yang cenderung untuk  memancing tuduhan, agar orang lain tidak berburuk sangka kepadanya.

6. Ikhlaskan Diri.
Ikhlas adalah kata yang ringan untuk diucapkan, tetapi cukup berat untuk dilakukan.
Orang yang ikhlas dapat meniatkan segala tindakannya kepada Allah.
Dia tidak memiliki jiwa yang bersifat duniawi. Apabila Allah mengujinya dengan kenikmatan, maka dia bersyukur. Bila Allah mengujinya dengan kesusahannya pun, dia bersabar.
Dia selalu percaya bahawa Allah akan sentiasa memberikan yang terbaik kepada hambaNya.
Orang yang ikhlas akan lebih mudah menangani hatinyanya untuk selalu menyerahkan segalanya hanya kepada Allah.
Hanya kepadaNyalah dia mengantungkan harapan.
.
Memaafkan  adalah bentuk rasa cinta yang tertinggi dan yang terindah,
Sebagai balasannya kita akan menerima kedamaian dan kebahagiaan yang tak terhingga.
Kadangkala, sulit membiarkan cinta membimbing kita pada saat hati kita disakiti oleh orang lain.
Tetapi, biarpun luka hati itu kecil atau besar kita tidak akan boleh benar-benar bahagia sebelum memberi maaf..


SUKA ? LIKE jer :)

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...